Allah membagi hati menjadi tiga macam: dua hati terkena fitnah dan satu hati yang selamat.
Dua hati yang terkena fitnah adalah hati yang
hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras hati yang mati hati yang keras di dalamnya ada penyakit dan hati yang keras (mati).
Sedangkan yang selamat adalah hati orang mukmin yang merendahkan dirinya kepada Tuhan seperti yang di kutib dari Al Qur'an Cordoba. Inilah hati yang merasa tenang dengan-Nya, tunduk, berserah diri, serta taat kepada-Nya.
Hati yang mati adalah hati yang tidak ada kehidupan di dalamnya. la tidak mengetahui Tuhannya. la bahkan selalu menuruti keinginan nafsu dan kenikmatan. Hati yang seperti itu dimurkai dan dibenci Allah. Akan tetapi orang yang memiliki hati seperti itu tidak memedulikan semuanya, asalkan mendapat semua keinginann, baik Tuhannya rela ataupun murka.
Jika orang yang memiliki hati seperti itu mencintai maka ia mencintai karena hawa nafsunya. Jika ia membenci maka ia membenci karena hawa nafsunya. Jika ia memberi, maka ia memberi karena hawa nafsunya. Jika ia menolak, maka ia menolak karena hawa nafsunya. Hawa nafsu adalah pemimpinnya, syahwat adalah komandannya, kebodohan adalah supirnya, kelalaian adalah kendaraannya.
Orang yang memiliki hati yang mati terbuai dengan pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, mabuk oleh hawa nafsu dan kesenangan dini.
Sedikit pun hati yang mati tidak mempedulikan orang yang memberi nasihat kepadanya. Sebaliknya, ia mengikuti setiap langkah dan keinginan setan. Dunia terkadang membuatnya benci dan terkadang membuatnya senang. Hawa nafsu membuatnya tuli dan buta selain dari kebatilan.
Jauhilah orang yang memiliki hati yang mati. Berbaur dengan orang yang memiliki hati semacam ini adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun, dan berteman dengannya adalah kehancuran.
Ibnu Abbas Ra. berkata, "Sesungguhnya ada suatu kaum setelah Allah menghidupkan orang yang mati dibunuh, lalu mengabarkan pembunuhnya, kemudian mereka mengingkari pembunuhan itu seraya berkata, 'Demi Allah, kami tidak membunuhnya', padahal mereka telah melihat berbagai bukti dan kebenaran. Kemudian Allah menggambarkan dalam QS Al-Bagarah, 2: 74.
QS 2.Al-Baqarah : 74
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Itulah gambaran hati yang mati dan keras.
(Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Igasatu'ILahfani fi Masayidi Asy-Syaitani, Juz 1, t.t.: 44 dan Juz 2, t.t.: 1074).