Ketika shalat, disyariatkan membaca surah Al-Fatihah, berdasarkan sabda Nabi Saw .:
"Barang siapa shalat tanpa membaca Ummul Quran di Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah, Al fatihah,dalamnya, maka shalatnya khidaj - beliau mengulangi ucapannya sebanyak tiga kali -, yakni tidak sempurna." (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Kemudian dikatakan kepada Abu Hurairah, Sesungguhnya kami salat di belakang imam. Abu Hurairah menjawab, bacalah dalam hatimu karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
"Allah berfirman, Aku membagi salat antara Aku dengan hamba-Ku ... " (dalam hadis yang panjang)
Al Fatihah Wajib
Dengan demikian, makmum wajib membaca surah Al-Fatihah dalam shalat siri (tidak dikeraskan bacaan) namun tidak wajib dalam shalat jahar (dikeraskan bacaan) berdasarkan sabda Nabi Saw.:
"Sesungguhnya imam dijadikan hanyalah untuk diikuti. Maka apabila imam bertakbir, bertakbirlah pula kalian, dan apabila dia membaca, maka diamlah kalian." Hal yang sama diriwayatkan Abu Dawud, At-Tirmizi, An-Nasai, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda,
"Apabila imam membaca, maka diamlah kalian seraya mendengarkannya."
Tujuan mengetengahkan masalah tersebut adalah menerangkan kekhususan surah Al-Fatihah yang mempunyai hukum tersendiri yang tidak dimiliki surah lainnya. (Ibnu Kasir, Tafsirul Quranil Azimi, Juz 1, 1421 H/2000 M: 18).