Suatu hari, pada tahun 1815, Napoleon diam-diam keluar dari Pulau Elba. Dia tiba di Prancis dengan membawa beberapa prajurit, lalu masuk ke Kota Paris dengan gagah berani. Kemudian Napoleon kembali menjadi kaisar.
Para pemimpin Eropa, yang sudah mengusir Napoleon, mengadakan rapat pada siang hari. Mereka menyatakan bahwa Napoleon adalah musuh umat manusia. Pasukan Inggris yang dipimpin oleh Duke Wellington dan tentara Prusia yang dipimpin oleh Blucher, berkumpul di dekat Waterloo untuk melawan Napoleon.
Napoleon pergi untuk menyerang mereka. Medan Perang Waterloo sangat tegang. Kedua ahli strategi militer terbaik, dimana Napoleon dan Wellington bertemu.
Pada 18 Juni 1815, Napoleon dikalahkan oleh Wellington dalam Perang Waterloo. Sehingga membuat Napoleon harus bertekuk lutut pada tentara Inggris.
Perang Waterloo mengakibatkan hancurnya kejayaan Napoleon, dan mengakhiri Perang Napoleon yang berlangsung selama kira-kira 20 tahun.
Napoleon lari bersama tentaranya, tetapi dia kehilangan takhta kaisarnya kembali dan harus meninggalkan Prancis. Dia juga harus mengikuti keputusan Inggris yang tidak pernah bisa dia kalahkan.
Inggris mengurung Napoleon di Pulau St. Helena yang terletak di tengah Laut Atlanta. Napoleon menulis biografinya dan mengakhiri hidupnya di sana.
Selama Napoleon memerintah Eropa, dia membawa banyak perubahan. Di Prancis, hasil Revolusi Prancis pudar karena kediktatoran Napoleon. Namun di negara-negara Eropa, ideologi evolusi Prancis tersebar melalui Napoleon karena rakyat negara-negara yang ditindas di bawah pemerintahan Napoleon merasakan perlunya kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, seperti ideologia Revolusi Prancis. Di negara-negara itu, nasionalisme tumbuh secara natural. Hal ini sangat mendukung terbentuknya negara demokrasi modern yang kini berlaku.