Menurut Syaikh Ahmad Al-Buuni, bahwa pada Al-Qur'an terdapat lima Surah yang berurutan, di mana dari tiap-tiap surah terdapat ayat-ayat yang memiliki sepuluh buah huruf Qaf yang memiliki manfaat besar.
Khasiat dari Ayat Lima ini adalah:
- Apabila salah seorang membaca ayat lima di hadapan lawan/musuhnya, maka atas izin Allah SWT dengan ayat lima ini ia akan memperoleh kemenangan.
- Apabila ayat lima dibaca di hadapan orang yang ditakuti karena keburukan sifatnya, maka Allah SWT akan menyelamatnya siapa yang membaca ayat lima dari kezaliman orang tersebut.
- Apabila ayat lima dibaca ketika hendak bepergian dengan harapan agar Allah SWT melindunginya dari gangguan perampok ataupun binatang buas, maka Allah SWT akan melindungi pembaca ayat lima dari bahaya tersebut.
- Apabila ayat lima ini ditulis pada secarik kertas dan ditempelkan pada senjata yang digunakan untuk berperang di jalan Allah, niscaya musuh yang ada di hadapannya akan tercerai berai dan kalah secara hina dengan di bacakannya ayat lima ini.
Ayat lima tersebut adalah sebagai berikut:
- QS 2. Al Baqarah: 246
- QS 3. Ali Imran: 181
- QS 4. an Nisaa: 77
- QS 5. al Maaidah: 27
- QS 13. Ar Rad: 16
QS 2.Al-Baqarah : 246
أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلَإِ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلَّا تُقَاتِلُوا ۖ قَالُوا وَمَا لَنَا أَلَّا نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَأَبْنَائِنَا ۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
a lam tara ilal-mala'i mim bani isrā ila mim ba'di mūsā, iż qālū linabiyyil lahumub'as lanā malikan-nuqātil fi sabilillāh, qāla hal ’asaitum ing kutiba 'alaikumul-qitālu allā tuqātilū, qālū wa mā lanā allā nuqātila fi sabilillāhi wa qad ukhrijnā min diyārinā wa abnā inā, fa lammā kutiba 'alaihimul-qitālu tawallau illa qalilam min-hum, wallāhu 'alimum biz-zālimin
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah." Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?" Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?" Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.
QS 3.Āli 'Imrān : 181
لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
laqad sami'allāhu qaulallażina qālā innallāha faqiruw wa naḥnu agniyā', sanaktubu mā qālū wa qatlahumul-ambiyā'a bigairi haqqiw wa naqūlu żūqū 'ażābal-ḥariq
Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), "Rasakanlah olehmu azab yang membakar!"
QS 4.An-Nisā : 77
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلَا أَخَّرْتَنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
a lam tara ilallażina qila lahum kuffū aidiyakum wa aqimus-salāta wa ātuz-zakāh, fa lammā kutiba 'alaihimul-qitālu iżā fariqum min-hum yakhsyaunan-nāsa kakhasy-yatillāhi au asyadda khasy-yah, wa qālū rabbanā lima katabta
'alainal-qitāl, lau lā akhkhartanā ilā ajaling qarib, qul matā'ud-dun-yā qalil, wal-ākhiratu khairul limanittaqā, wa lā tuzlamūna fatilā
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, "Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat!" Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakanlah, "Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun."
QS 5.Al-Mā'idah : 27
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
watlu 'alaihim naba'abnai ādama bil-ḥaqq, iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar, qāla la'aqtulannak, qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqin
Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti membunuhmu!" Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa."
QS 13.Ar-Ra'd : 16
قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
qul mar rabbus-samāwāti wal-arợ, qulillāh, qul a fattakhaztum min dūnihi auliyā`a lā yamlikūna li'anfusihim naf'aw wa lā darrā, qul hal yastawil-a'mā wal-başiru am hal tastawiz-zulumātu wan-nūr, am ja'alū lillāhi syurakā`a khalaqū kakhalqihi fa tasyābahal-khalqu 'alaihim, qulillāhu khāliqu kulli syai iw wa huwal-wāḥidul-qahhār
Katakanlah (Muhammad), "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Katakanlah, "Allah." Katakanlah, "Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?" Katakanlah, "Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah, "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa, Mahaperkasa."
watlu 'alaihim naba'abnai ādama bil-ḥaqq, iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar, qāla la'aqtulannak, qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqin