Istilah praaksara berasal dari kata pra yang berarti sebelum dan aksam yang berarti tulisan. Dengan demikian, zaman praaksara berarti suatu masa ketika manusia yang hidup waktu itü belum mengenal tulisan sehingga semua kegiatan manusia saat itü belum dicatat dalam bentuk tulisan.
Kondisi alam zaman praaksara
Dari waktu ke waktu, keadaan Bumi selalu mengalami perubahan akibat pengaruh suhu udara, gempa bumi, gerakan dan pergeseran kulit burniı meletusnya gunung berapi, banjir, erosi, meluasnya es di sebagian permukaan bumi pada zaman Pleistosen akhir, dan mencairnya es serta naiknya permukaan air pada permulaan zaman Holosen.
Ketika permukaan es meluas dan permukaan air laut turun, di Indonesia bagian barat terbentuk Paparan Şunda, sedangkan di Indonesia bagian timur terbentuk Paparan Sahul.
Beberapa zaman dalam sejarah perkembangan Bumi.
Zaman Arkaeozoikum (Zaman Tua)
İni merupakan zaman tertua. Berlangsung sekitar 2.500 juta tahun. Di zaman ini, belum ada kehidupan karena kondisi kulit Bumi yang sangat panas. Bentuk-bentuk kehidupan mulai tumbuh di akhir zaman ini.
Zaman Paleozoikum (Zaman Hidup Tua)
Berlangsung sekitar 340 juta tahun. Juga disebut zaman primer. Pada zaman Paleozoikum mulai ada kehidupan, berupa binatang kecil yang tidak bertulang belakang. Kemudian, muncul jenis ikan serta permulaan jenis amfibi dan reptil.
Zaman Mesozoikum (Zaman Hidup Pertengahan)
Zaman ini berlangsung sekitar 140 juta tahun. Dikenal juga sebagai zaman sekunder. Pada zaman ini, berbagai jenis ikan, reptil, dan amfibi berkembang pesat. Reptil-reptil raksasa hidup pada zaman ini.
Zaman Neozoikum (Zaman Hidup Baru)
Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu hingga saat ini. Zaman Neozoikum terbagi menjadi zaman tersier dan kuarter. Jenis binatang menyusui berkembang lebih sempurna pada zaman tersier. Zaman kuarter dimulai sekitar 600 ribu tahun lalu. Pada zaman kuarter mulai ada kehidupan manusia yang lebih sempurna.
Zaman kuarter terbagi menjadi zaman Pleistosen (kuarter awal) dan Holosen.
- Zaman Pleistosen disebut juga zaman es. Daratan Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara tertutup es pada zaman ini. Tumbuhan mulai berkembang pada zaman es.
- Zaman Holosen, keadaan di Bumi sudah lebih sempurna. Flora dan fauna yang hidup pada zaman ini sudah banyak jenisnya, Misalnya, tumbuhan liar di hutan, jagung, gajah, banteng, kerbau liar, badak, tapir, harimau, bermacam-macam burung, dan rusa.
Berikut adalah jenis-jenis manusia purba yang hidup pada masa praaksara.
Meganthropus
Merupakan jenis manusia purba paling tua. Diperkirakan hidup sekitar dua atau satu juta tahun lalu, sekitar zaman Pleistosen awal. Mereka hidup dengan mengumpulkan makanan, terutama tumbuh-tumbuhan.
Pithecanthropus
Diperkirakan hidup pada Pleistosen akhir. Mereka hidup dengan mengumpulkan makanan dan berburu. Mereka hidup berkelompok untuk menghindari serangan binatang buas.
Homo
Mereka hidup sekitar 40.000-25.000 tahun lalü (masa Holosen). Mereka telah membuat alat-alat dari batu dan tulang untuk berburu. Aktivitas memasakj uga sudah mereka lakukan.
Manusia purba jenis homo yang ditemukan di Ngandong, dekat Solo, Jawa Tengah, disebut Homo Soloensis (manusia dari Solo).
Homo sapiens (manusia cerdik) adalah jenis manusia yang berkembang di muka Bumi hingga serkarang.
Masa Berburu dan Meramu pada masa ini, manusia purba hidup dengan berburu beberapa jenis binatang dan mengumpulkan makanan dâri alam. Alat-alat yang mereka gunakan terbuat dari kayu, batu, dan tulang. Mereka tinggal di gua-gua, tepi danau, dan tepi pantai.
Von Koenigswald
Von Koenigswald menemukan fosil jenis Meganthropus di Sangiran, Jawa Tengah yang dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (manusia raksasa Jawa Purba).
Egene Dubois
Egene Dubois menemukan beberapa fosil manusia purba diTrinil, Jawa Timur. Setelah disusun, terbentuklah kerangka manusia, tetapi memiliki bagian-bagian yang mirip kera. Eugene Dubois menyebutnya Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak).
Von Rietschoten
Von Rietschoten menemukan fosil tengkorak manusia purba di wajak, Tulung Agung, Eugene Dubois menyebut jenis manusia purba ini wajakensis (manusia dari wajak).
Masa Bermukim dan Bercocok tanam pada masa ini, manusia tidak lagi bergantung pada alam semata. Mereka mulai berusaha menghasilkan bahan makanan sendiri dengan berladang dan beternak. Cara hidup ini disebut food producing. Mereka juga mulai menetap.
Kebudayaan masa praaksara terdiri atas kebudayaan batu dan kebudayaan logam. Kebudayaan batu tediri atas tiga zaman: kebudayaan Paleolithikum, kebudayaan Mesolithikum, dan kebudayaan Neolithikum.
Kebudayaan Paleolithikum disebut juga kebudayaan Batu Tua. Alat-alat batu yang dihasilkan masih kasar bentuknya, berupa kapak genggam (chopper), kapak perimbas, dan kapak penetap.
Kebudayaan Mesolithikum disebut juga kebudayaan Batu Menengah. Perkakas batu yang dipergunakan belum sempurna, antara lain pabble (sejenis kapak dari batu bundar, ditemukan di Sumatra Timur) dan flake (digunakan sebagai mata panah dan mata tombak).
Kebudayaan Neolithikum disebut juga kebudayaan Batu Baru. Perkakas batu yang dihasilkan kebudayaan ini sudah halus bentuknya, berupa kapak persegi dan kapak lonjong.
Kebudayaan logam dikenal juga sebagai masa perundagian. Peralatan Yang dihasilkan pada masa ini, antara lain peralatan dari besi, gerabah, pakaian, perhiasan nekara, bejana perunggu, dan kapak perunggu.
Nekara (semacam tambur) banyak ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Roti, Sumbawa, dan Selayar. Nekara digunakan untuk mengiringi upacara adat. Bejana perunggu ditemukan di tepi Danau Kerinci dan Pulau Madura.
Di Indonesia, pada masa perundagian muncul kebudayaan Megalithikum. Kebudayaan ini ditandai dengan keberadaan bangunan-bangunan dari batu besar. Bangunan-bangunan ini merupakan bangunan suci yang digunakan untuk memuja roh nenek moyang, antara lain menhir, dolmen, sarkofagus, dan kubur batu.
Menhir adalah tugu batur melambangkan arwah nenek moyang.
Dolmen adalah bangunan seperti meja batu, digunakan sebagai tempat sesaji dan memuja arwah nenek moyang.
Sarkofagus atau keranda dibuat dari batu. Bentuknya seperti lesung, tetapi tertutup.
Nenek moyang bangsa Indonesia termasuk rumpun Austronesia. Mereka berasal dari Yunan. Yunan terletak di antara Cina dan Vietnam sekarang.
Sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi, orang-orang dari Yunan bermigrasi menuju selatan sampai Vietnam. Sebagian menetap di sana, sebagian meneruskan perjalanan. Mereka berlayar sampai Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan tempat lainnya. Akhirnya, mereka tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
Nenek moyang bangsa Indonesia terdiri atas dua suku bangsa, yaitu suku bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) dan suku bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu). Bangsa Melayu Tua maşuk wilayah Nusantara pada gelombang Pertama. Bangsa Melayu Muda datang pada gelombang kedua.
Suku Dayak dan Toraja adalah keturunan bangsa Melayu Tua. Suku Jawa, Melayu dan Bugis adalah keturunan bangsa Melayu Muda.