Ayat al-Kursiy atau biasa di sebut ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di antara seluruh ayat-ayat al-Qur'ân. Karena dalam ayat ini disebutkan tidak kurang enam belas kali, bahkan tujuh belas kali, kata yang menunjuk kepada Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa.
Sifat-sifat Allah yang dikemukakan dalam ayat Kursi ini disusun sedemikian rupa sehingga menampik setiap bisikan negatif yang dapat menghasilkan keraguan tentang pemeliharaan dan perlindungan Allah.
Dalam ayat Kursi ini dilukiskan, betapa besar kekuasaan Allah swt.
Demikian ayat al-Kursiy atau ayat Kursi menanamkan ke dalam hati pembacanya kebesaran dan kekuasaan Allah serta pertolongan dan perlindungan-Nya, sehingga sangat wajar dan logis penjelasan yang menyatakan, bahwa siapa yang membaca ayat dari Surah Al Baqarah ayat 255 ini maka ia memperoleh perlindungan Allah dan tidak akan diganggu oleh setan.
Bahwa jin jahat dan setan menjauh dari pembaca ayat al-Kursiy, juga dapat dijelaskan melalui ilustrasi berikut:
Siapa yang terbiasa dengan kebaikan, pasti tidak senang mendengar kalimat-kalimat yang buruk, telinganya tidak akan dapat mendengarkannya. Karena dengan mendengarnya, hatinya gundah dan risau, pikirannya kacau dan tidak menentu. Sebaliknya, siapa yang rusak moralnya, yakni setan, manusia, atau jin, tidak akan senang dan tidak pula tenang mendengarkan kalimat-kalimat Ilahi, apalagi ayat-ayat al-Qur'ân. Jika demiklan, setan tidak akan mendekat, apalagi mengganggu mereka yang membaca ayat-ayat Ilahi seperti ayat al-Kursiy / Ayat Lursi. Bahkan dalam suatu hadits melalui Bukhâri, Muslim, serta penulis-penulis kitab hadits standar yang lain, diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: "Apabila dikumandangkan ajakan untuk shalat (azan), setan berpaling (berlari kencang) sambil kentut agar ia tidak mendengar azan; dan bila telah selesai, ia datang Iagi berbisik ke hati manusia sambil berkata, ingat ini, ingat itu' (menyangkut hal-hal yang tidak dia ingat sebelumnya), sehingga ia tidak mengetahui sudah berapa rakaat ia shalat."
Di atas dikemukakan, bahwa dalam ayat al-Kursiy / ayat Kursi terdapat 17 (tujuh belas) kali kata yang menunjuk kepada Allah, satu di antaranya tersirat. Selanjutnya, terdapat 50 (lima puluh) kata dalam susunan redaksinya. Pengulangan 17 (tujuh belas) kata yang menunjuk nama Allah itu, bila dicamkan dan dihayati akan memberi kekuatan batin tersendiri bagi pembacanya. Ibrâhim Ibn Umar al-Biqâ'i memberi penafsiran "supra rasional" menyangkut ayat al-Kursiy.
Tulis ulama itu dalam tafsirnya, Nazhm ad-Durar, '50 (Lima puluh) kata adalah lambang dari 50 (lima puluh) kali shalat yang pernah diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. ketika beliau berada di tempat yang maha tinggi dan saat dimi'rajkan. 50 (Lima puluh) kali itu diringankan menjadi 5 (lima) kali dengan 17 (tujuh belas) rakaat sehari semalam. Di sisi lain, Perjalanan menuju Allah ditempuh oleh malaikat dalam 50 (lima puluh) tahun menurut perhitungan manusia (QS 7. al-Ma'ârij: 4). "
Dari sinilah pakar tafsir itu mengaitkan bilangan ayat al-Kursiy dengan perlindungan Allah. "Kalau di hadirat Allah gangguan tidak mungkin akan menyentuh seseorang, dan setan tidak akan mampu mendekat, bahkan akan menjauh, maka menghadirkan Allah dalam benak dan jiwa melalui bacaan ayat Al Kursiy / ayat Kursi yang sifatnya seperti diuraikan diatas dapat menghindarkan manusia dari gangguan setan, serta memberinya perlindungan dari segala macam yang di takutinya."